Jika di Indonesia pohon menggugurkan daunnya saat musim kemarau, pohon yang hidup di wilayah yang memiliki musim dingin seperti Turki juga akan menggugurkan daunnya sebelum musim dingin tiba. Sebab, ketika musim dingin berlangsung suhu udara akan menjadi sangat rendah, dengan aktivitas yang bernama dormancy membuat tanaman mampu bertahan hidup di musim dingin. Dormancy merupakan aktivitas yang mirip dengan hibernasi, dimana segala proses pertumbuhan yang ada dalam tubuh tanaman akan berjalan lebih lambat dari biasanya. Ketika pepohonan menggugurkan dedaunannya di musim gugur, aktivitas tersebut menjadi tahap awal dari proses dormancy. Hal ini dilakukan karena tanaman tidak mengolah makanannya sendiri selama musim dingin.
Sumber: Google
Namun, berbeda dengan tanaman pada umumnya yang melakukan hibernasi di musim dingin, tanaman yang termasuk dalam jenis bunga 'Snowdrop' atau dalam bahasa Turki terkenal dengan nama kardelen ini justru dapat tumbuh di musim dingin. Bunga ini awalnya berasal dari Pegunungan Pirenia bagian barat yang kemudian menyebar ke Perancis, Jerman, Polandia, Italia, Yunani, Bulgaria, Rumania, Ukraina dan Turki. Bunga dengan nama latin Galanthus elwesii ini ditemukan di Turki tepatnya di daerah pegunungan Izmir pada tahun 1874 yang kemudian mulai diperkenalkan ke dalam ilmu botani.
Berdasarkan bentuk morfologinya, bagian mahkota bunga yang berwarna putih susu dengan sedikit warna hijau di bagian dalam segmennya terlihat seperti bola lampu yang sedang menunduk. Uniknya lagi, di saat bunga-bunga lain sulit tumbuh di musim dingin, kardelen yang sangat sensitif dan lembut ini bahkan mampu bertahan hidup hingga suhu -15 derajat Celcius. Umumnya kardelen dapat tumbuh pada ketinggian 900-1800 mdpl dengan jenis tanah humus, dingin, lembab atau bahkan basah. Oleh karenanya, bunga ini dapat muncul dari balik tumpukan salju yang tebal di bulan Januari hingga Maret.
Selain parasnya yang cantik, flora tangguh ini ternyata juga memiliki manfaat bagi kesehatan seperti meringankan rasa mual dan meredakan nyeri saat wanita datang bulan. Bagian kelopak bunganya juga dapat menguatkan jantung, dengan mencampurkan umbinya dengan air dapat pula menyembuhkan luka, bisul, dan melawan penyakit alzheimer. Serta zat galanthamine yang berasal dari umbi bunga kardelen baru-baru ini telah digunakan sebagai stimulan otot pada penyakit polio. Namun, jangan pernah meminumnya dalam bentuk teh karena dapat menyebabkan keracunan hingga kematian.
Nah, setelah mengenal si putih cantik nan tangguh yang ternyata dapat ditemukan keberadaannya di Turki, apakah kalian sudah tidak sabar ingin mencarinya di balik tumpukan salju di depan rumah? Selamat mencari dan menikmati kecantikan si cantik kardelen ini, ya.
Artikel ini telah dimuat di Majalah PPI Turki "Konstantinesia" edisi 6, 2018
Dengan gugurnya dedaunan yang menguning menjadi pertanda bahwa musim dingin akan segera tiba dan seluruh permukaan kota akan tertutup salju putih nan bersih. Tahukah kamu, pergantian musim di bumi dipengaruhi oleh revolusi bumi terhadap matahari. Posisi bumi yang miring 23,5° menyebabkan adanya waktu belahan bumi utara menerima lebih banyak sinar matahari dan bumi selatan lebih sedikit, begitupula sebaliknya. Berdasarkan letak astronomisnya yang berada di antara 33°-43° Lintang Utara dan 25°-45° Bujur Timur inilah yang menyebabkan Turki mengalami empat musim salah satunya tentu saja musim dingin. Musim dingin di Turki umumnya berlangsung sejak bulan Desember sampai Februari dengan derajat suhu yang berbeda-beda di setiap kotanya.
Sumber: Google
Data statistik Direktorat Jenderal Meteorologi (Meteoroloji Genel Müdürlüğü) Turki mencatat kota paling dingin di wilayah Turki berasal dari daratan Timur Anatolia, yaitu kota Ağrı dengan suhu paling rendah mencapai -45,6 derajat Celcius selama tahun 1939-2016. Kota yang berbatasan dengan negara Iran ini berada pada ketinggian 1640 mdpl dengan 46% terdiri dari daerah pegunungan, 29% dataran rendah, dan 25% lainnya terdiri dari dataran tinggi. Tak heran Ağrı memiliki durasi musim semi dan musim gugur yang cenderung singkat. Bahkan kota ini lebih sering mendapatkan salju daripada hujan. Dalam satu tahun Ağrı dapat tertutup salju selama 115-125 hari. Selain mendapatkan julukan kota terdingin di Turki, rupanya Ağrı juga memiliki gunung dan danau tertinggi di Turki yang bernama Ağrı Dağı (Gunung Ararat) dengan ketinggian 5.137 meter dan Balık Gölü yang terletak di lereng Gunung Aras dengan ketinggian 2.241 mdpl.
Namun, suhu yang dingin dan permukaan kota yang tertutup salju tak mampu menyurutkan semangat masyarakat setempat untuk tetap beraktivitas. Pergi bekerja, bersekolah, berbelanja, dan aktivitas yang dilakukan di luar rumah lainnya tetap berjalan normal. Jika berada di dalam rumah, masyarakat Ağrı biasanya akan menyalakan kayu bakar sebab menurut mereka kayu bakar atau dalam bahasa Turki disebut dengan soba membuat ruangan akan terasa lebih hangat dibandingkan dengan mesin penghangat ruangan (heater), terlebih jika ditemani semangkuk sup Tarhana yang merupakan sup khas Turki di musim dingin. Dengan begitu, suhu dingin dan cenderung terbilang ekstrem nanti tidak akan menjadi masalah yang berarti bagi mereka.
Artikel ini telah dimuat di Majalah PPI Turki "Konstantinesia" edisi 6, 2018
Lise merupakan salah satu tingkat pendidikan di Turki yang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berbeda dengan Indonesia yang harus ditempuh selama 3 tahun, lise di Turki rata-rata ditempuh selama 4 tahun. Uniknya lagi, sekolah menengah di Turki ini mendukung para siswa dalam mengembangkan minat, bakat, dan cita-citanya, melalui jurusan yang dapat dipilih oleh para siswa sesuai dengan sekolah yang diinginkan. Dari sekian banyaknya jenis lise yang ada di Turki, pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Genel Lisesi (Sekolah Menengah Umum) dan Meslek ve Teknik Lisesi (Sekolah Teknik dan Kejuruan atau setara dengan SMK). Apa sih perbedaannya? Berikut ulasan singkat mengenai lise yang ada di Turki.
1. Genel Lisesi
Sekolah umum ini terdiri dari Fen Lisesi, Sosyal Bilimler Lisesi, dan Anadolu Lisesi. Pada tahun pertama, siswa di semua jenis sekolah tersebut akan mendapatkan kurikulum yang sama. Ketika menginjak tahun kedua atau setara dengan kelas 10, siswa dapat memilih bidang yang ingin ditekuni sesuai dengan jenis lise yang telah dipilihnya.
Fen Lisesi sendiri merupakan Sekolah Menengah Atas yang diperuntukkan bagi siswa yang ingin mengembangkan minat dan kemampuannya dalam bidang matematika dan sains. Sedangkan Sosyal Bilimler Lisesi diperuntukkan bagi siswa yang memiliki minat dalam bidang ilmu sosial dan sastra. Tidak seperti jenis lise lainnya, sekolah ini harus ditempuh selama 5 tahun. Siswa diwajibkan mengikuti kelas persiapan sebelum tahun ajaran dimulai. Anadolu Lisesi sendiri dipersiapkan bagi siswa yang memiliki minat dan kemampuan dalam mengikuti bahasa asing dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sini, Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pelajaran-pelajaran tertentu.
Singkatnya, Fen Lisesi hanya mempelajari ilmu matematika dan sains; Sosyal Bilimler Lisesi hanya mempelajari ilmu sosial dan sastra, sedangkan Anadolu Lisesi menawarkan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari sains hingga sosial.
2. Meslek ve Teknik Lisesi
Sekolah yang setara dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini terdiri atas beberapa cabang kejuruan diantaranya kesehatan, perdagangan, perhotelan dan pariwisata, teknik dan industri, komunikasi, pertanian, seni, olahraga, dan agama. Bedanya kejuruan tersebut bukan terbagi dalam skala jurusan, namun sudah terbagi menjadi satu sekolah yang utuh. Sama halnya dengan Genel Lisesi, para siswa yang ingin menempuh pendidikan di Meslek ve Teknik Lisesi ini baru bisa mempelajari bidang yang ingin ditekuni ketika menginjak tahun kedua. Waktu yang harus ditempuh siswa untuk menyelesaikan sekolah ini pun bermacam-macam, Anadolu Vokasi misalnya, ditempuh dalam waktu 4 tahun karena harus mengikuti kelas persiapan selama 1 tahun terlebih dahulu, sedangkan Anadolu Teknik ditempuh dalam 5 tahun dengan kelas persiapan selama 1 tahun. Uniknya di dalam kategori ini juga terdapat İmam Hatip Lisesi. Jenis lise ini merupakan sekolah berbasis Islami dengan tambahan pelajaran Bahasa Arab dan Al-Quran.
Mesleki ve Teknik Anadolu Lisesi menjadi pilihan yang tepat bagi siswa yang ingin langsung masuk ke dunia kerja setelah lulus dari sekolah.
Dengan adanya pembagian jenis lise berdasarkan bidang yang diajarkan tersebut, membuat siswa lebih fokus untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya. Karena setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing, yang harus terus digali dan diasa agar menjadi orang yang hebat pada bidangnya kelak.
Artikel ini telah dimuat di Majalah PPI Turki "Konstantinesia" edisi 4, 2018
Pendidikan merupakan suatu hal yang selalu ada di sekitar
kita yang kita terima sejak dini, bahkan sebelum kita mengenal huruf dan angka.
Menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak,” adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Setiap individu di muka bumi ini memiliki kedudukan, hak,
kewajiban dan kesempatan serta peran yang sama dalam segala aspek kehidupan
maupun penghidupan seperti individu yang lain tanpa adanya diskriminasi. Begitu
pula dengan hak mendapatkan pendidikan. Tidak peduli gender, ras, suku, usia maupun
fisik, setiap dari kita berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik.
Saat ini hampir di
seluruh negara di dunia telah menerapkan kesetaraan hak bagi penyandang
disabilitas. Kesetaraan hak tersebut pun juga dapat kita jumpai di negeri dua
benua ini. Penyandang disabilitas mendapatkan fasilitas dan perhatian khusus
dari pemerintah Turki. Hal ini dikarenakan jumlah penyandang disabilitas di
Turki pun cukup banyak, yaitu sekitar 6,9% dari jumlah populasi penduduk di
Turki (Sumber: Aile ve Sosyal Politikalar Bakanlığı). Meskipun
mereka terlihat berbeda tetapi mereka tetap mendapat kesempatan yang sama
seperti orang normal lainnya. Penyandang tuna netra tetap bisa menyusuri jalanan
dengan aman dengan adanya garis kuning di sepanjang trotoar sebagai penunjuk
jalan, penyandang tuna daksa yang harus menggunakan kursi roda tetap bisa menaiki
bus kota dengan nyaman melalui pintu tengah bus kota dan dengan bantuan papan
yang berbentuk bidang miring. Selain itu, penyandang disabilitas di Turki pun
juga dibebaskan biaya transportasi dalam kota.
Sumber: Google
Pernahkah kalian berpikir bagaimana mereka mendapatkan pendidikan di
Turki? Ternyata, pemerintah Turki pun turut peduli terhadap pendidikan mereka.
Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah khusus tuna netra (görme engelli),
tunga rungu (işitme engelli), tuna daksa (ortopedik engelli), dan
tuna grahita (zihinsel engelli). Pemerintah Turki juga memberikan bantuan
biaya bagi penyandang disabilitas dan keluarganya. Sayangnya, sekolah untuk
penyandang disabilitas di Turki hanya dapat dijumpai di beberapa kota. Sekolah
tersebut pun rata-rata hanya sampai jenjang Ortaokul atau setara dengan Sekolah
Dasar. Sampai saat ini Meslek Lisesi hanya tersedia untuk penyandang tuna rungu
dan tuna daksa. Meski begitu, pemerintah Turki pun turut memberikan fasilitas Pusat
Rehabilitasi kepada penyandang tuna daksa dan tuna grahita agar mereka dapat
bertahan hidup di tengah masyarakat normal, juga untuk menyediakan layanan perawatan
sosial preventif kepada mereka. Sampai saat ini, jumlah sekolah swasta bagi
penyandang disabilitas dan Pusat Rehabilitasi di Turki berjumlah 2.178 sekolah dan
sejak tahun 2003 lebih dari sepuluh ribu guru mengajar untuk mereka (Sumber:
Millî Eğitim Bakanlığı).
Mereka mungkin terlihat berbeda di mata kita. Mereka
istimewa. Meski begitu mereka tetaplah manusia, memiliki hak yang sama dengan
kita. Mengenyam pendidikan dan meraih cita-cita. Dengan kemauan dan tekad yang
kuat serta dukungan penuh dari pemerintah tidak mustahil bagi mereka untuk
meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Semoga hal ini bisa menjadi contoh untuk
pendidikan Indonesia yang lebih baik kelak.
Artikel ini telah dimuat dalam Majalah PPI Turki "Konstantinesia" edisi 4, 2018
Kayaknya kalian udah tahu kalau aku mahasiswa jurnalistik di Ankara Hacı Bayram Veli University, Ankara Turki. Atau mungkin yang pernah baca ceritaku tentang Türkiye Bursları bingung, bukannya LoA-nya di Gazi University ya, kok jadi Ankara Hacı Bayram Veli University. Hmm, aku akan menceritakannya setelah ini. Oh ya, biar nggak kepanjangan nama univnya aku akan mempersingkatnya jadi AHBV.
Ketika aku datang ke Turki tahun 2017, aku memang terdaftar sebagai mahasiswa Gazi dan mengemban pendidikan Tömer (kursus bahasa Turki) di Gazi. Tapi setahun berlalu (nggak nyampe setahun malah) ada suatu putusan bahwa beberapa univ negeri di Turki akan dipecah jadi 2, Gazi univ salah satunya. Aku tak begitu mengerti sebabnya karena saat itu bahasa Turkiku masih cukup buruk mengikuti berita yang ada. Aku dengar-dengar sih karena kebanyakan mahasiswa. Sempat terjadi demo mahasiswa di kampus, menolak putusan ini. Tapi sia-sia, karena toh akhirnya tetap dipecah jadi 2. Pecahannya Gazi memiliki nama univ baru yaitu AHBV. Terus fakultasnya gimana? Nah, jurusan sosial kecuali pendidikan berubah menjadi AHBV. Sedangkan jurusan sains, medis, teknik dsb plus pendidikan masih di bawah nama Gazi. Kenapa fakultas pendidikan nggak jadi AHBV? Karena fakultas pertama Gazi univ yaitu fakultas pendidikan, jadi mereka masih mempertahankannya.
Karena putusan inilah, ketika aku mulai masuk kuliah di semester pertama otomatis aku sudah menjadi mahasiswa AHBV. Kuliah semester pertama di univ baru itu agak greget. Karena masih dalam masa peralihan, semuanya serba tidak jelas. Tiap semester aku pindah kelas dan gedung. Semester pertama aku masih di gedung fakultas komunikasi yang lama, bersebelahan dengan gedung FKG. Namun di semester dua, kami harus pindah karena terjadi sedikit polemik dengan Gazi. Katanya, gedung tersebut milik Gazi univ, sedangkan kami yang sudah berubah menjadi AHBV harus pindah. Kami pun pindah ke gedung pusat. Letaknya masih satu area dengan Gazi univ, tapi lokasi gedung AHBV jauh di belakang. Itu pun dulunya dipergunakan sebagai gedung wisuda Gazi univ. Jadi aku harus memutar lewat pintu belakang untuk rute tercepat menuju gedung AHBV (namanya gedung toki). Jangan kira, gedung rektorat AHBV terletak di situ juga. Terpisah. Bahkan beda daerah, wkwk aneh kan. Ya beginilah nasib kampus baru gapunya gedung.
Di semester dua, bisa dibilang kami masih belum punya kelas. Kami melangsungkan pembelajaran di ruang konferensi dengan kursi bertingkat tanpa meja. Selama satu semester kakiku pegel banget karena paha harus menjadi tumpuan buku, pengganti meja. Semester tiga, kami masih menempati ruang konferensi, sesekali sih di kelas yang layak untuk matkul yang mahasiswanya tidak terlalu banyak. Semester empat, akhirnya kami benar-benar mendapatkan kelas yang layak. Kelas kami terletak di blok A, satu blok dengan fakultas sosial dan sastra. Ada 3 lantai di blok A, dan fakultas komunikasi menempati lantai 3. Lantai baru. Bahkan di beberapa kelas fasilitas seperti proyektor masih belum berfungsi dengan baik. Eh baru 1,5 bulan ngerasain kelas enak, udah korona aja wkwk. Tapi jadinya nggak bosen sih dengan kelas yang pindah melulu setiap semesternya. Cuma agak capek aja. Jaraknya agak jauh dari asrama, apalagi harus lewat pintu belakang biar lebih cepat. Tandanya aku harus naik bus agar tidak telat. Kalau mau jalan, jadinya lewat depan. Sekitar 20 menit baru nyampe gerbang utama, masih harus jalan sekitar 10 menit lagi ke belakang untuk sampai di gedung fakultas.
Yang bikin ribet adalah urusan identitas kampus. Kartu mahasiswa misalnya. Aku baru mendapat kartu mahasiswa di semester 3. Itu pun dengan berbagai perjuangan, terlebih aku mahasiswa asing yang banyak banget persyaratannya hanya untuk mendapatkan kartu mahasiswa. Yap, menjadi mahasiswa asing di negeri orang harus banyak-banyak sabar. Kalau udah capek istirahat aja dulu, perjuangannya dilanjut besok :)
Tapi aku tetap bersyukur kuliah di fakultas komunikasi ex-Gazi. Dosennya tetap sama, kualitas pengajarannya juga masih sama baiknya. Kualitas harus sebanding dengan usaha yang dikeluarkan lah ya. Itulah sebabnya, aku sering mendengar persepsi anak luar kota kalau melihat anak Ankara, katanya wajah-wajah anak rajin semua yang doyan belajar dan serius gitu. Wkwk kocak banget sih ini. Hmm ya gimana ya. Keadaannya memang menuntut untuk seperti itu. Pilihannya cuma 2, beban mata kuliah yang tinggi atau jam per mata kuliah yang lama.
Contohnya temanku yang kuliah di jurusan ekonomi, jumlah mata kuliah dia per semester tidak sebanyak jurusanku. Jam per mata kuliah juga tidak selama jurusanku. Tapi beban per matkul dia cukup besar. Ada yang 5 sks, 6 sks, dan 8 sks. Sekalinya nilai ujian dapet kecil bisa kacau itu. Itulah salah satu sebab mengapa anak Ankara 'kelihatan rajin'. Nah anehnya, bedanya dengan jurusanku yaitu berapapun sks per mata kuliah (paling tinggi 6 sks), untuk satu matkul 170 menit. Bayangin aja hampir 3 jam di kelas, bosen banget sumpah wkwk apalagi kalau kelas sejarah. Itu baru untuk satu matkul. Andaikan sehari ada 3 matkul, udah bisa dijuluki budak kampus. Dari pagi sampai sore berada di kampus. Kesannya kayak ngampus mulu. Oh ya, kami memulai kelas pukul 08.30. Please ini nggak siang kalau musim dingin. 07.30 matahari baru terbit. Kalau ada kelas pagi di musim dingin itu perjuangan banget. Habis subuh dingin banget masih gelap udah harus berangkat.
Aku nggak menganggap yang kuliah di luar kota selain Ankara lebih santai. Semua ada tantangan dan perjuangannya sendiri-sendiri. Toh kami semua sama, yang nangis-nangis tiap malem menjelang ujian, yang kepala sampai panas nggak ngerti dosen ngomong apa, yang harus jungkir balik untuk bisa lulus di setiap matkul. Untuk teman-teman seperjuanganku, semangat! Semoga dilancarkan. 2022 insyaAllah kita lulus kok. Aamiin.
Oh ya, buat yang kepo keseharianku ketika hari kuliah, tonton vlogku ya. Ini video aku buat tahun lalu sih, awal semester 3. Masih menempati dua tipe kelas di blok berbeda (ruang konferensi di blok F, ruang kelas di blok A). Jangan lupa subscribe YouTube-ku juga ya. HEHE.
Setibanya di Turki, kami-penerima beasiswa Pemerintah Turki- tidak langsung mengikuti kelas perkuliahan pada umumnya, melainkan kami diwajibkan mengikuti kursus Bahasa Turki terlebih dahulu selama 1 tahun mulai dari level A1-C1 dan ditambah Akademik Türkçe selama 1 bulan. Oleh sebab itu tentu saja kami terlambat lulus 1 tahun jika dibandingkan dengan teman-teman kami di Indonesia. Biaya kursus Bahasa Turki ini sudah ditanggung oleh Pemerintah Turki jika kalian mendapatkan beasiswa, namun jika ingin membayar sendiri (kuliah mandiri) biayanya cukup mahal, apalagi di Ankara. Tidak salah sih, karena memang kualitas pengajar dan sistem belajarnya juga bagus. Ya, saking bagusnya kami yang tinggal di Ankara sampai merasa kewalahan haha.
Oh ya, tempat kursus Bahasa Turki ini namanya TÖMER (Türkçe Öğrenim, Araştırma ve Uygulama Merkezi) yang artinya Pusat Pembelajaran, Penelitan, dan Aplikasi Bahasa Turki. Dimana TÖMER dapat ditemukan? Biasanya di setiap universitas terutama universitas negeri memiliki gedung TÖMER masing-masing. Ada juga TÖMER swasta yang biasanya diperuntukkan untuk non-pelajar, para pekerja asing, atau orang-orang yang menikah dengan penduduk Turki. "Aku mau kuliah mandiri tapi TÖMER dan universitasku di kota yang berbeda, apa boleh?" Tentu saja boleh, dan pelajar Indonesia disini juga banyak yang seperti itu.
Mengapa judul postingan sebelumnya sudah "Final" tapi masih ada lanjutannya? Sebab cerita perjuanganku mendapatkan beasiswa Turki memang telah selesai. Di postingan ini aku akan membahas tahap-tahap setelah mendapatkan LoA dari YTB. Di e-mail tersebut memang tidak dicantumkan di universitas mana aku akan kuliah, sebab pengumumannya akan bertahap. Kira-kira sekitar 2-7 hari setelah LoA diterima (normalnya seperti itu). Benar saja, 2 hari kemudian aku kembali mendapatkan e-mail yang menyatakan bahwa aku diterima di Gazi University di Ankara dengan program studi Jurnalistik. Pilihan pertama? Tidak, ini pilihan ketigaku. Meskipun begitu aku tetap bersyukur mungkin Ankara memang yang terbaik untukku. Dalam LoA juga dijelaskan tahap-tahap yang harus aku lakukan selanjutnya termasuk pembuatan Visa dan penandatangan LoA di Kedutaan Besar Turki di Jakarta. Tapi sayangnya mau tidak mau aku harus menunggu hingga perkemahan selesai.
Jumat siang, aku sudah tiba di kostanku untuk bersiap-siap sebab keluargaku akan menjemputku untuk pulang. Ya, sejak hari itu aku melepaskan almamaterku sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya. Terimakasih untuk satu minggunya yang cukup berkesan.
Halo kawan, maafkan diriku yang telah lama tidak menyapamu hingga satu tahun terlewati. Aku tahu ini sudah sangat terlambat, tapi aku akan tetap melanjutkan kisahku dalam menggapai impianku untuk kuliah di luar negeri. Siapa tahu kau tertarik untuk membacanya dan membangkitkan motivasimu untuk menyusulku kemari.
Selepas seleksi interview, aku harus kembali ke rumah sebab seminggu lagi seleksi SBMPTN akan tiba. Aku tak boleh berleha-leha sebab ada mimpiku di Indonesia yang harus kugapai. Tapi entah mengapa mendekati hari seleksi SBMPTN tiba, motivasiku mulai menurun ada feelingku mengatakan bahwa aku tak akan lolos SBMPTN. Kian hari semakin kuat. Benar saja, satu bulan kemudian saat pengumuman SBMPTN tiba aku lagi-lagi dinyatakan tidak lolos. Tapi anehnya, tak ada lagi kesedihan dan tangisan. Seakan-akan aku tahu hal ini akan terjadi. Kali ini bukan aku yang kecewa, melainkan orang tuaku. Itulah yang membuatku merasa berat. Kali ini mama ikut turun tangan mencarikan informasi pendaftaran universitas jalur mandiri yang masih dibuka. Juga ikut menimbang-nimbang jurusan yang cocok dan bisa aku pilih. Aku jadi merasa tak tega. Aku berkata pada diriku sendiri, "Kalaupun aku tidak bisa masuk kuliah tahun ini aku siap kok untuk gapyear dan ikut seleksi SBMPTN lagi tahun depan." Tapi begitulah orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
Hingga akhirnya mama menemukan informasi penerimaan mahasiswa baru di UNS jalur mandiri. Aku merasa mendapatkan kesempatan kedua. Motivasiku kembali lagi. Tak henti-hentinya aku berdoa agar bisa diterima di kampus impianku tersebut. Tidak, kali ini aku tak lagi memilih psikologi, sebab seleksi jalur mandiri ini berdasarkan nilai SBMPTN, yang mana aku mengikuti ujian SOSHUM saat SBMPTN kemarin. Tidak apa, aku masih punya peluang untuk diterima di jurusan Ilmu Komunikasi. Hanya perlu memasukkan beberapa data, proses selanjutnya yaitu menunggu. Mendekati hari kemenangan umat Muslim di seluruh dunia, pengumuman itu pun tiba. Jatuh. Terpuruk. Lagi. Aku kembali ditolak mentah-mentah oleh kampus impianku tersebut. Sudah tidak ada harapan lagi untukku diterima disana. Aku kembali terpuruk hingga suasana lebaran yang biasanya begitu istimewa buatku kini menjadi kelabu. Aku sempat mengurung diri tak ingin ikut pergi mudik bersama keluarga. Aku butuh waktu untuk sendiri. Disaat itulah mama dan papa yang berusaha menguatkanku, yang selalu memelukku tiba-tiba dan membisikkan kalimat-kalimat pembangkit semangatnya. Tapi aku begitu keras kepala, berusaha untuk tidak mendengarkan petuah mereka sebab aku begitu rapuh, tiap kali mendengar petuahnya aku tak mampu membendung air mata. Karena aku tahu, mereka juga sedih mereka juga kecewa. Tapi mereka berusaha untuk tegar dan kuat. Lebaran 2017 adalah saat-saat terberat tak hanya bagiku, tapi pasti juga bagi kedua orang tuaku. Sebab kutahu, sanak saudara akan menanyakan kabarku yang hendak kuliah dimana. Aku harus menjawab apa? Sementara pengumuman YTB entah tak jelas kabarnya.
Setelah menerima email invitation, tak ada banyak waktu untukku bersantai. Aku harus segera mempersiapkan berkas-berkas yang akan aku bawa ketika interview nanti. Selain berkas, aku juga harus menyiapkan diri mulai berlatih interview. Belajar mengendalikan diri agar tetap tenang ketika menjawab pertanyaan yang nantinya akan diberikan. Of course interview YTB pake bahasa Inggris. Tapi tak usah khawatir, di zaman serba canggih seperti sekarang ini semua yang kalian cari bakal ada di internet, termasuk contoh pertanyaan saat wawancara beasiswa.
Oh ya, apa saja sih yang harus dipersiapkan sebelum interview?
1. Searching referensi pertanyaan sebanyak-banyaknya dan tulis jawaban versi kalian. Kalau perlu hafalkan sedikit-sedikit sambil melatih diri agar tidak grogi.
2. Perbanyak wawasan tentang negara tersebut, yang ada kaitannya tentang jurusan dan hobi kalian.
3. Jika mempunyai karya, bawa semua karya-karyamu dalam bentuk hardcopy.
4. Optional sih ini. Kalau aku kemarin bikin mind map di sketch book gitu. Aku namain bukunya dreams book. Isinya mind map tentang future plan jika aku kuliah di Turki dan rencana setelah lulus kuliah. Lalu di halaman selanjutnya berisi kumpulan foto-foto kegiatanku dan apa saja yang telah aku lakukan untuk meraih mimpi itu. Seperti buku-buku yang sudah aku terbitkan atau karya-karya lain yang pernah dimuat di majalah.
Jika semua sudah siap, pastikan kembali perlengkapan 'perang'mu tidak ada yang ketinggalan. Jangan lupa juga untuk minta doa restu orang tua, keluarga, saudara, teman-teman, dan semuanya.
Sore itu, 8 Mei 2017 aku berangkat perang dari Stasiun Gubeng Surabaya menuju Stasiun Gambir Jakarta. Perjalananku memakan waktu 12 jam. Ya, cukup melelahkan. Tapi bisa kugunakan untuk terus berlatih. Pukul 05.00, aku telah tiba di Jakarta. Aku pun segera mengunjungi temanku dari Kalimantan Tengah yang juga akan mengikuti seleksi wawancara.
Setelah selesai mengisi semua berkas, aku harus menunggu pengumuman selanjutnya dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan. Ya beginilah gregetnya YTB, kamu tidak akan pernah tahu kapan tanggal pastinya pengumuman itu datang. Belajarlah untuk bersabar dan menanti hingga kau akan terbiasa.
Selama masa penantian ini banyak hal yang kulalui. Akhir April 2017, merupakan hal yang aku nanti-nantikan. Berharap akan menjadi kado terindah untukku. Bukan, bukan YTB tapi pengumuman SNMPTN. Dan ini kesalahanku, aku optimis akan lolos dan bisa melanjutkan studi di kota Solo :3. Tapi takdir berkata lain, aku dinyatakan tidak lolos. DEG! Ini penolakanku kedua setelah beasiswa Malaysia, tapi entah kenapa yang ini jauh lebih menyakitkan. Dulu aku memang berkeinginan menjadi Psikolog, dan kuliah Psikologi di UNS. Aku kekeuh sekali tidak mengganti pilihanku, walau orang tua awalnya tidak setuju dengan pilihanku. Tapi karena aku kekeuh, akhirnya mengikhlaskan saja. Dan inilah hasilnya... ingat ya guys, ridho Allah terletak pada ridho orang tua juga :"
Sesaat setelah itu aku masih optimis. Tenang, masih ada harapan. Masih ada YTB. Your another dreams, Lin. Tapi itu tidak berlangsung lama. Keesokan harinya aku kembali berdebat dengan orang tua tentang pilihanku dalam SBMPTN. Orang tua menyarankan untuk tidak lagi memilih UNS atau pun memilih Ilmu Komunikasi. Psikologi di Malang saja, begitulah kata orang tua. Di tengah percakapan, aku pun bertanya "Misal, kalau aku keterima beasiswa Turki, lolos ke tahap wawancara, papa milih aku di Turki atau Malang?" "Malang." BLARR!! Rasanya seperti ada petir yang menyambar jantungku, menyesakkan dada, dan membuat leherku tercekat. Jujur aku sedih. Aku nangis. Aku putus asa. Percuma saja aku bermimpi jika tidak direstui. Mimpi yang telah dibangun sejak lama harus hancur begitu saja. Terlebih saat orang tua menjelaskan bayangan jurnalistik yang diharapkan dan tidak sejalan dengan keinginanku.
Setelah hari itu, orang tua memutuskan untuk mengungsikanku ke Ngawi agar fokus belajar SBMPTN karena kebetulan omku juga mendirikan bimbel di rumah eyang. Tak ada jalan lain. Aku hanya bisa pasrah dan menjalaninya. Juga, tak henti-hentinya aku istighfar dan berdoa, karena aku percaya kekuatan doa itu nyata :". Pintaku sederhana, ya Allah berikan aku kekuatan, kesabaran, keikhlasan, dan berikan yang terbaik untukku dan untuk masa depanku. Selama beberapa hari Ngawi, aku kembali menjadi diriku yang sedia kala. Mengikhlaskan apa yang telah terjadi dan melupakan setiap luka. Hingga tiba suatu hari...
Seperti yang sudah aku janjikan di episode sebelumnya, kali ini aku akan memberikan tips-tips dalam pembuatan LOI.
LOI YTB untuk S1 tahun ini hanya berisi 3 pertanyaan yang harus ditulis dalam 250 karakter. Kalau untuk S2 dan S3 sepertinya 4-5 pertanyaan. Dan berikut pertanyaannya beserta pengalaman LOI versiku :v 1. Please explain your expectations from the higher education in Turkey and your plans for after graduation.
Bagian ini aku menjelaskan kelebihan Turki dari sisi linear dengan cita-cita dan harapanku setelah lulus. Jangan menuliskan bahwa kalian akan tetap stay di Turki dan bekerja di sana, namun tuliskan apa yang akan kalian persembahkan untuk Indonesia.
2. Please indicate why you have chosen Turkey for higher education.
Tuliskan kelebihan Turki yang akan membantumu melanjutkan studi lebih mudah. Jangan tulis yang mainstream seperti Turki terletak di antara 2 benua sehingga membuatku belajar lebih banyak tidak hanya akademik tapi juga culture, bla bla bla. Ya gapapa sih mau tulis seperti itu, tapi ini mainstream banget. Karena LOI-mu menentukan nasib seleksimu. Buatlah yang berbeda agar menjadi nilai plus bagi penyeleksi. Oleh karena itu, galilah informasi tentang Turki lebih dalam. Misal kalian ingin masuk jurusan pertanian, carilah informasi tentang pertanian di Turki, sawah di Turki, bandingkan dengan keadaan di Indonesia. 3. Please indicate why you have chosen these particular departments and your knowledge about these departments.
Tuliskan alasan-alasan kalian kenapa kalian lebih memilih jurusan tersebut dibandingkan jurusan-jurusan yang lain. Tunjukkan bahwa kalian memahami seluk beluk jurusan tersebut. Jangan sampai kalian memilih jurusan A tapi kalian nggak tahu yang bakal dipelajari apa, prospek kedepannya bagaimana, dsb.
Kuncinya banyak-banyaklah membaca. Tidak hanya membaca tentang Turki tapi juga membaca contoh LOI. Banyak banget di blog pribadi yang menceritakan LOI-nya. Blognya mbak Evi (http://sakuraromawitimur.blogspot.co.id/) paling membantuku waktu itu. Untungnya kakak-kakak PPI Turki juga memberikan tips dan contoh LOI-nya dulu untuk referensi. Ingat! Referensi ya guys bukan untuk dijiplak.
Ini contoh LOI punyaku kemarin hasil latihan berbulan-bulan (wkwk :v) yang alhamdulillah membawaku lolos seleksi berkas dan masuk ke tahap selanjutnya yaitu seleksi wawancara. (Maafkan bahasa Inggrisku yang acak-acakan).
Selamat berlatih menulis LOI kawan-kawan, dan selamat berjuang! Jika ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut bisa komen di bawah. Kutunggu kabar baik kalian tahun depan. ^^
Waktu pun terus berlalu hingga tiba saatnya pendaftaran YTB dibuka. Untuk S2 dan S3 tahun ini dibuka sekitar pertengahan bulan Januari - pertengahan bulan Februari. Sedangkan untuk S1 dibuka sekitar bulan Maret. Aku pun segera mengakses web YTB (http://turkiyeburslari.gov.tr) untuk membuat akun. Jika ada sedikit kesulitan mencari link untuk membuat akun, bisa langsung mengakses di http://tbbs.turkiyeburslari.gov.tr
Setelah akun berhasil dibuat, akan muncul tampilan seperti ini:
(Tampilan Student Application)
Lengkapilah dulu berkas-berkas yang ada di menu sebelah kiri (Personal Information, Family Information, Contact Info, Education Information, Language Details, Work Experience (optional), Academic Qualification (optional), Social Activities, Turkiye Experience)
1. Personal Information
Di bagian ini kalian diwajibkan mengisi data diri kalian seputar gender, marrital status, date of birth, nationality, country of birth, city of birth, type of your ID (NIK/ Passport), ID Number (Jika belum memiliki KTP, NIK dapat dilihat pada KK atau dapat menggunakan nomor passport), Identification Card (Upload scan KTP/Passport/KK), Other citizenship, Religion, Disability status. Jangan lupa juga untuk melengkapi foto diri kalian (foto harus jelas dan tampak depan, rapi, tidak selfie :v)
2. Family Information
Selanjutnya di bagian ini kalian diwajibkan mengisi data diri orang tua yaitu mother's name, father's name, occupation, name of the institution/company, title/position, number of siblings, marrital status (saudara), total monthly income (gaji orang tua perbulan).
Setiap orang pasti memiliki cita-cita untuk kuliah di luar negeri. Begitupun denganku. Namun, cita-cita yang besar tentu saja membutuhkan perjuangan yang besar pula. Dan inilah kisahku...
Kala itu, sekitar bulan Oktober 2016 di sudut ruang kelas, aku tengah asyik bermain dengan hp-ku, tak menghiraukan guru kimia yang sedang mengajar di depan. Haha aku tahu hal itu tidak patut ditiru, tapi ketahuilah, ini menyangkut soal cita-cita. Soal masa depan. Ya, aku sedang fokus membaca segala informasi tentang perkuliahan di internet. Tentang jurusan yang akan aku pilih ketika mendaftar SNMPTN nanti dan mencari informasi beasiswa kuliah di luar negeri. Aku telah memimpikan ini sejak SMP, ya mimpi untuk kuliah di luar negeri. Entah itu S1 atau S2. Aku pun mulai menelusuri berbagai beasiswa S1 luar negeri. Malaysia, Australia, Belanda, Jerman, Rusia, Singapura, Jepang, dan Korea semua kutelisik satu persatu. Sayangnya, tak semua negara menyediakan beasiswa kuliah full + biaya hidup. Aku pun menyeleksi negara yang tak masuk kriteria pencarianku. Hingga tersisa Malaysia dan Rusia. Seriusan, aku awalnya tak ada niatan untuk mengambil beasiswa di Turki. Aku tak tahu banyak soal Turki, menonton dramanya saja tidak pernah. Aku lebih suka menonton film Disney atau film animasi lainnya dibanding drama. Kalau ada referensi film animasi ala Turki bolehlah komen di bawah :D
Entah mengapa, tiba-tiba aku mempunyai pikiran untuk mencari info tentang beasiswa Turki itu. Setelah membaca sekilas di internet, kak Billy menjadi orang pertama yang aku hubungi untuk mencari info tentang beasiswa Turki. Ya, kak Billy terpilih menjadi awardee Turkiye Burslari Scholarship (YTB) 2016 jurusan Journalism, Ege University.
"Nek aku njupuk beasiswa Turki yopo Sin?" tanyaku pada teman sebangkuku sesaat setelah menghubungi kak Billy via chat Line. "Adoh Lin." "Iyo seh, tapi gaopo seh seenggake nyoba. Aku yo kate nyoba beasiswa Malaysia kok, wes fix iku." "Nek awakmu moro keterimo nang Turki terus yopo?" "Aduuhh abot pertanyaane, ndelok engko ae Sin, dilakoni ae durung. Bismillah wes." (Translate cari di google :v)
Mulai detik itu juga aku pun memutuskan untuk mencoba mendaftar beasiswa Turki yang biasanya diadakan mulai bulan Februari - Maret. Aku juga mulai belajar menulis LOI dan belajar bahasa Turki melalui Memrise, aplikasi yang bisa kalian download di Appstore atau Playstore. Recommended banget, ada berbagai bahasa lainnya yang bisa kalian pelajari. Jujur, ini kali pertama aku belajar bikin LOI. Bagi pejuang beasiswa pasti tahu dong apa LOI itu. Yep, Letter of Intent atau bahasa awamnya essai beasiswa. Biasanya LOI terdiri dari beberapa pertanyaan. Tidak sama jumlahnya setiap beasiswa tapi isinya serupa. Awalnya aku nggak tahu kalau LOI YTB harus ditulis dalam 250 karakter jadinya aku menulis dalam 500 kata. Jujur, bahasa Inggrisku buruk apalagi writing dan harus memperhatikan grammar. Untung aku menemukan essayforum di internet yang bisa membantu penulisanku. Terima kasih essay forum (ya walaupun setelah itu akunku di-suspend ._.). Tips buat kalian, jangan heboh dan ragu dulu melihat ketentuan LOI YTB yang harus 250 karakter, sebagai permulaan belajarlah menulis LOI yang panjang dulu, 500 kata mungkin. Teruslah berlatih, dari 500 kata mulai dipadatkan hingga 250 kata, 100 kata, hingga akhirnya 250 karakter. Alhamdulillah cara ini ampuh untuk pemula sepertiku. Next time, akan aku kasih tips seputar LOI lebih rinci lagi.
Bulan November, beasiswa Malaysia dibuka. Seleksi awal hanya mengumpulkan nilai mapel yang di-UN-kan. Yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia. Lalu menjelaskan tentang aktivitas saat ini dan prestasi yang pernah diraih. FYI, nilai yang diminta minimal 85 per mapel dan saat itu nilai matematikaku hanya 2 angka dibawah nilai persyaratan. Tapi aku tetap nekat, siapa tahu ada keajaiban. Dan benar saja, seminggu kemudian aku mendapatkan email bahwa aku dinyatakan tidak lolos. Hal itu semakin memperkuat keinginanku untuk apply beasiswa YTB.