Berhati-Hatilah Jika Telapak Anda Sering Bekeringat
Telapak
tangan dan kaki sering keringatan? Hati-hati, itu merupakan pertanda
jantung lemah. Anggapan begitu beredar cukup luas di masyarakat. Tapi,
benarkah anggapan tersebut?
Dalam
kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini
akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut: suhu
lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal
ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat sehingga
proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi,
gangguan emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan
pada saraf simpatik. Penyebab keringat berlebihan hingga saat ini belum
diketahui secara pasti, namun ada dugaan gangguan dan hiperaktifitas
pada mata rantai saraf simpatik sebagai pengendalikan pembentukan
keringat atau hiperaktifitas pada kelenjar keringatnya itu sendiri. Satu
keluhan tersebut tidak dapat memastikan penyebabnya, mungkin bisa saja
karena anda sedang stres sehingga stimulasi hormon menjadi meningkat dan
timbul keringat banyak. Faktor lain yang bisa juga menyebabkan tangan
mudah berkeringat, misalnya ada gangguan di jantung atau di lambung.
Untuk
mengetahuinya diperlukan pemeriksaan yang lebih spesifik baik oleh
dokter spesialis maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Untuk
menyembuhkannya harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Di
samping itu, cobalah anda lihat pada jari kelingking dan jari tengah,
bila jari-jari tersebut terlihat bengkok (tidak semestris)
mengindikasikan adanya permasalahan pada organ dalam dan pembungkus
jantung. Sedangkan telapak tangan berpeluh menandakan seseorang
mengalami gangguan pada selaput jantung, paru-paru, sesak nafas dan
stres.
Sangat
dianjurkan agar anda memperbanyak minum air putih, hal ini untuk
menghindari terjadinya dehidrasi pada tubuh anda akibat keringat yang
sering keluar tersebut, sekaligus dapat membantu menjaga stabilitas
mekanisme kerja organ-organ tubuh yang memang memerlukan banyak cairan
untuk melakukan fungsinya.
Tapi
menurut dr Een Hendarsih SpPD, dalam dunia kedokteran dikenal dua
kategori hiperhidrosis (keringat berlebih). Yakni, sistemik dan lokal.
Kasus sering keringatan hanya di bagian telapak tangan dan kaki termasuk
hiperhidrosis lokal. ''Tidak hanya telapak tangan dan kaki, keringat
berlebih bisa juga terjadi di bagian ketiak,'' tambahnya. Penyebabnya,
lanjut dokter spesialis penyakit dalam RSU Haji Surabaya itu, biasanya
berkaitan dengan faktor psikologis. Misalnya, takut, cemas, atau
khawatir berlebihan. Kondisi begitu memengaruhi sistem saraf simpatis
dan memacu kelenjar keringat untuk berproduksi lebih banyak. Terjadilah
hiperhidrosis.
''Hiperhidrosis
lokal tidak berbahaya. Paling kita jadi tidak nyaman saat menulis atau
berjabat tangan bila tangan berkeringat terus,'' katanya.
Bagaimana
dengan hiperhidrosis sistemik? Kalau itu yang terjadi, kata kepala
bagian penyakit dalam RSU Haji tersebut, tidak hanya telapak tangan,
kaki, dan ketiak yang berkeringat, seluruh tubuh pun keringatan. ''Tapi,
itu juga bukan gejala utama lemah jantung seperti anggapan yang beredar
di masyarakat,'' jelasnya.
Hipertiroidisme (Gondokan)
Hiperhidrosis
sistemik, lanjut Een, bisa jadi pertanda pasien mengalami hipertiroid.
Yakni, suatu kondisi akibat peningkatan kadar hormon tiroid yang
berfungsi mengendalikan kecepatan metabolisme (fungsi kimia) tubuh. Jika
seseorang mengalami hipertiroid, metabolisme tubuh jadi lebih cepat.
''Itu yang membuat kelenjar keringat berproduksi lebih banyak,'' kata
Een.
Hipertiroid
juga membuat jantung berdetak lebih cepat, jika dibandingkan dengan
detak jantung normal. Een menduga, kondisi inilah yang memunculkan
anggapan bahwa sering keringatan merupakan pertanda lemah jantung.
Telapak tangan dan kaki berkeringat, lanjut dia, juga bukan merupakan
pertanda seseorang rentan mengalami serangan jantung. Menurut dokter 40
tahun itu, serangan jantung diiringi gejala nyeri pada dada. Rasa nyeri
tersebut meningkat bila aktivitas banyak dan mereda ketika istirahat.
Selain itu, ada juga gejala keluar keringat dingin dan sesak nafas.
''Kalau
hanya keluar keringat, itu bukan pertanda seseorang rawan mengalami
serangan jantung. Jadi, anggapan yang berkembang di masyarakat itu tak
sepenuhnya benar,'' imbuh dokter alumnus FK UGM tersebut.
Meski
begitu, jika ada riwayat sakit jantung pada keluarga, penderita
hiperhidrosis dianjurkan memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung.
Tujuannya, memastikan sekaligus menegakkan diagnosis. ''Dengan begitu,
bila ada risiko sakit jantung, bisa segera ditangani,'' kata Een.
Berikut beberapa cara untuk meminimalkan resiko tersebut.
Alternatif 1:
Cobalah
mengonsumsi Nutrient High Calcium Powder, Zinc-Cream Supplement,
Spirulina Capsule, Vitality Softgel Capsules, Cordyceps Mycellium
Capsule dan Vigor Rousing Capsules.
Alternatif 2:
Cobalah
mengonsumsi Omega-3 Softgel, Spirulina dan Madu. Omega 3 Gel dan
Spirulina diminum 2 kapsul pagi dan malam, diminum 30 menit sebelum
makan. Sedangkan madu, dua sendok makan madu dicampur setengah gelas air
hangat, lalu diaduk hingga merata, kemudian diminum pagi dan malam.
Lebih mengonsumsinya berbarengan dengan Omega 3 dan Spirulina.