Sabtu, 31 Oktober 2020

Day 28: Write about loving someone

Sebelumnya kuucapkan maaf yang setulus-tulusnya karena masih ada hutang yang belum terbayar. Udah gagal lah ini hitungan rutin 30 harinya wkwk. Tapi, ya sudahlah tidak apa-apa, setidaknya aku masih ada keinginan dan menyempatkan waktu untuk melunasinya. Mungkin tulisan ini tidak akan panjang karena aku berusaha menyelesaikan writing challenge segera. Berbicara topik di hari ke-28, btw dua minggu yang lalu aku baru saja menyelesaikan sebuah buku karya Alvi Syahrin yang berjudul Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta. Mungkin banyak dari kalian yang sudah membaca buku ini. Aku emang agak telat sih, maklum anak rantau agak susah baca buku berbahasa Indonesia. Aku membelinya dalam bentuk ebook dari Google Play Books. Legal dong wkwk.

Bukunya sebenarnya lebih cocok dibaca oleh orang-orang yang baru mengalami patah hati, sakit, terluka, atau keewa. Bakal lebih ngena aja rasanya. Isinya petuah-petuah bijaksana dari segala aspek dan jenis patah hati, lengkap banget. Bahkan mengambil hikmah patah hari dari segi agama juga. Terdiri dari 45 bab dengan setiap babnya berisi cerita singkat rata-rata sekitar 2-3 halaman. Aku setuju banget dengan tulisan penulis dalam buku ini. Tentang mencintai setulusnya tapi tetap harus realistis, tentang ekspektasi yang kita buat dan akhirnya seringkali membuat hati kita sakit, tentang move on, restu orang tua, dsb. Ada beberapa bab yang ngena banget buat aku, mungkin karena masih relate ya haha, but overall emang bagus sih. Aku suka banget bab yang berjudul "Cowok Juga Bisa Jadi Korban". Terkadang cewek terlalu egois, ketika merasakan sakit dan patah hati, seolah-olah dia korbannya dan cowoknya yang salah. Mari menjadi dewasa dan introspeksi masing-masing. "Laki-laki dan perempuan sama-sama manusia. Manusia bukan malaikat. Manusia melakukan kesalahan."

Dari buku ini aku belajar lagi bahwa jatuh cinta boleh, mencintai boleh, bucin boleh asalkan masih dalam batas wajar dan realistis. Jangan karena kau cinta kau menjadi bodoh dengan menyakiti diri sendiri entah melalui ekspektasi tinggi tentangnya yang kau buat dan nyatanya tidak memenuhi ekspektasi itu, entah juga dengan kamu yang selalu saja kembali walau terus menerus disakiti. Please jangan bertahan pada toxic relationship. Nggak ada jaminan dia bakal berubah setelah setahun dua tahun kalian bersama. Entah juga kamu terlalu bodoh sehingga mengorbankan impian dan masa depan. No way. Lebih baik fokus pada diri masing-masing dan mencintai sewajarnya saja. Dan satu lagi, jangan khawatir soal jodoh, bersedih karena masih saja sendiri, semua akan indah pada waktunya kok. 

Jurnal Alin . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates