Minggu, 04 Oktober 2020

Day 23: A letter to someone, anyone

Disclaimer: Aku tak berniat menulis ini, biarkan jemariku yang mengikuti kata hati. Sebenarnya aku sedang malas mendengarkan kata hati saat ini. Aku tak tahu bagaimana awal dan akhir dari surat ini nantinya. Aku harap kamu dan kalian tak akan terkejut.

sumber: unsplash

Hai, siapapun kamu, pernahkah kamu merindukan seseorang hingga terasa sesak? Rasanya ingin menangis? Atau bahkan bantal di kamarmu sudah mulai basah? Jika pernah atau mungkin saat ini sedang merasakannya, mari merapat bersamaku. Aku ingin bercerita tentang seseorang yang membuat hari-hariku tak karuan beberapa minggu terakhir. Aku sebenarnya tak yakin ingin menceritakannya. Tapi sudah setengah jam aku menulis topik hari ini yang selalu berakhir dengan menekan tombol delete setelah satu paragraf. Jika akhirnya ia membaca ini dan marah padaku, tak apa. Aku sudah siap. Sangat siap :)

Sebut saja ia manusia "Mediator". Manusia "Mediator" itu unik dan beda meskipun di saat seperti sekarang ini menjadi manusia paling asing bagiku. Aku seperti tak pernah mengenalnya. Ya, saat moodnya berada di bawah. Padahal hampir setengah tahun sudah aku mengenalnya lebih dekat, walau aku tak pernah merasa sedekat itu. Dia terlalu misterius. Aku bingung, tak tahu harus berbuat apa jika sudah begini. Berasa jadi Raisa. Serba salah. Meskipun kayaknya "Mbak Yaya" nggak pernah salah sih. Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa jika komunikasi sudah berjalan satu arah. Daripada aku membuang air mataku lagi, biarkan air mata itu berubah menjadi sebuah tulisan saja. Iya kan?

Pernahkah kamu capek merindukan seseorang? Capek rindu karena tak bisa berbuat apa-apa gara-gara keadaan. Itulah aku saat ini. Aku tak mungkin menanyakan sebuah pertanyaan seperti di awal tulisan jika itu bukan diriku. Aku memang merindukan manusia "Mediator" itu. Tapi aku juga capek merindukannya. Jika aku bisa mengatur isi hati, ingin rasanya sekali saja menghilangkan rasa itu. Namun tak bisa. Terlebih akhir-akhir ini ia mulai mengacaukan hari-hariku lewat sebuah bunga tidur. Konyol memang. Tapi untuk manusia seperti diriku, mimpi itu damage-nya luar biasa. Mimpi satu malam bisa memengaruhi mood dan kondisi hati keeseokan harinya, sehari penuh. Udah berapa kali mimpi? Seingatku sudah 4 kali meski tidak setiap hari tapi di waktu yang berdekatan, terakhir kali yaitu tadi malam. Meskipun berakhir mimpi buruk sih wkwk.

Jangan coba kau cari tahu siapa manusia "Mediator" itu. Sebab, ia tak akan mau berkenalan denganmu. Jika kau menemukannya, akulah taruhannya. Ia sangat misterius, dan tetap ingin menjadi sosok misterius. Jika kau tanya mengapa harus dia, kini aku sudah punya jawabannya. Setelah 3 bulan pencarian jawaban yang logis. Ia berbeda. Pokoknya beda. Bukan karena sekadar rasa nyaman seperti alasan kebanyakan orang. Tai kucing lah sama nyaman. Nyaman itu jebakan sebelum ada kepastian. Jikalau aku beralasan karena nyaman, aku nggak munafik kalau aku juga pernah merasa nyaman dengan manusia lain. Tapi bukan itu. Ia membuatku merasa lebih dari sekadar rasa nyaman. Tapi juga aman, tenang dan lega. Dan itu tak pernah kutemukan pada manusia lain. Hanya pada manusia "Mediator" satu ini. Manusia lain hanya memberikan rasa senang tapi tidak dengan ketenangan. Itulah hebatnya dia. Dengan segala sifat tenang dan sikap bijaksananya (aku tahu, ia pasti selalu kesal jika aku menyebutnya sosok yang bijak), ia mampu meredam sifatku yang berapi-api, menggebu-gebu; meredam emosi dan menurunkan egoku.

Manusia "Mediator" ini memang aneh. Terkadang rumit dan terlalu tertutup, seringnya sih menyebalkan. Tapi aku selalu suka dan kagum dengan sifat-sifatnya yang lainnya. Aneh kan? Aku bersyukur semesta telah membiarkan ia masuk ke dalam kehidupanku yang rumit. Aku tak pernah menyesali itu (sepertinya sih dia yang menyesal wkwk). Karena apapun dan siapapun yang semesta hadirkan dalam hidupku kuyakin membawa pesan dan pelajaran untukku. Dan teruntuk semesta, kapankah 'indah pada waktunya' itu tiba?

-Ankara, Oktober 2020-

Jurnal Alin . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates