#30 Days Writing Challenge : Day 15 (Aku Ingin)
Day 15: If you could run away, where would you go?
(Baca: Challenge day 14)
Sudah 8 bulan aku tidak pergi ke luar kota. Ya, selama pandemi hanya berdiam diri di asrama. Sesekali keluar sih, sekadar ke market atau pusat kota Ankara, Kızılay. Apalagi asrama melarang kami mengambil izin seharian penuh. Kami diizinkan keluar asrama mulai pukul 06.00-23.00. Rindu liburan? Tentu saja. Rencana ingin kabur dari asrama sudah disusun sejak satu bulan yang lalu tapi selalu saja tak terlaksana. Tiba-tiba sakit lah, tiba-tiba kasus positif naik lah, mendadak banyak kerjaan lah. Sepertinya aku memang tak diizinkan melakukan hal yang illegal.
Kalau bisa kabur, mau kemana? Andai ada pintu kemana saja, rumah adalah tujuan paling utama. Terlebih, beberapa hari yang lalu aku mimpi terbang pulang ke rumah. Ketika mendarat di depan gapura perumahan, aku ragu pulang atau tidak. Karena pasti mama akan kaget dan menanyakan koper dan barang-barangku. Mama tidak akan percaya jika aku bilang pulangnya terbang hanya membawa badan. Ah, mimpi yang random memang. Lupakan saja, toh katanya mimpi itu bunga tidur kan? (Meskipun mimpiku seringnya tidak hanya sekadar bunga tidur wkwk).
Tak usah muluk-muluk dulu ingin pulang, aku ingin ke luar kota. Aku rindu pantai, laut, mendengarkan deburan ombak, menikmati surya tenggelam. Nasib jadi anak ibu kota yang isinya cuma beton. Tapi andaikata pergi ke pantai, di Turki sudah mulai memasuki musim gugur. Sudah mulai dingin. Vibe summernya sudah hilang wkwk. Terakhir kali melihat laut, 8 bulan yang lalu saat liburan musim dingin. Menikmati sore, melepas segala rasa gundah dan gelisah di laut Marmara. Laut selalu membuatku berusaha untuk tidak hanyut dalam kehaluan. Tetapi laut selalu menjadi tempat terbaikku untuk self-healing. Kuharap, situasi seperti ini tak akan berlangsung lebih lama lagi. Agar kita bisa bebas kemana saja seperti dulu kala. Karena kutahu, kamu pun juga rindu.
