Minggu, 26 Desember 2021

Bulan Mei 2021 lalu, anak kedelapanku akhirnya lahir. Buku ini lahir dari sebuah permintaan beberapa
tahun terakhir, "Lin nulis buku lagi dong." "Kamu nulis buku solo lagi gitu lho, nggak antologi mulu." dan sebuah tantangan "Lin, nulis novel romansa dong." Kalimat terakhir ini yang sebenarnya cukup berat, tapi selalu kudengar sejak aku masih duduk di bangku SMA dan semakin santer terdengar ketika aku kuliah. Terbiasa menjadi penulis anak dan remaja (tanpa unsur romansa) membuatku menolak keras untuk menulis kisah romansa. Aku terjebak di zona nyaman.

Akhirnya awal tahun 2021 aku memutuskan untuk berani menjawab tantangan itu. Bismillah. Di sebuah kamar di ujung lorong sekitar pukul 2 pagi lahirlah ide buku ini. Itulah salah satu alasan mengapa buku ini berjudul "AM".

Selama hampir 10 tahun aku menulis tidak pernah terasa seberat ini. Keluar dari zona nyaman itu memang agak berat. Meski sempat molor 2 minggu karena satu dan lain hal yang memengaruhi moodku menulis, penulisan AM bisa dibilang ngebut banget. Aku tidak menyangka bisa menulis novel hanya dalam kurun waktu 2 bulan. Kenapa ngebut? Karena, AM merupakan 1 dari 3 projek buku satu dekadeku menulis. Beberapa hari sebelum postingan blog ini ditulis, aku telah menyelesaikan novel lanjutan dari buku AM ini. Doakan proses terbitnya lancar ya. Meskipun jadinya agak molor dari rencana yang seharusnya bisa terbit akhir tahun ini. But it's okay. I'm still proud of my self. Setidaknya ini jadi sebuah kenang-kenangan selama aku berkuliah di Turki.

Buat kalian yang penasaran sama ceritanya, kalian bisa pre-order bukunya ke admin penerbit Erye Art. Atau mau sekalian tunggu novel lanjutan AM terbit? Boleh banget...

Berikut blurb novel AM:

Namanya Azri. Tiba-tiba hadir dalam kehidupan Ella setelah mengalami kisah patah hati dngan sahabat lamanya bernama Zaki. Hadirnya Azri bagaikan pagi. Menemani dan mewarnai hari-hari walau harus terpisah jarak 500 km dari tempat Ella berdiri. Di sebuah negeri dua benua, Turki. Sosoknya bagaikan mentari pagi, yang mampu mengusir kegelapan dalam relung hati. Perlahan menumbuhkan rasa harap selamanya akan terus seperti ini walau berbagai ujian menghampiri. Di tengah kondisi penuh ketidakpastian, akankah mereka bisa terus bertahan di segala cobaan? Atau harus memutuskan untuk saling meninggalkan?

Jurnal Alin . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates