Selasa, 13 September 2016

Ini hari terakhir. Hari perpisahan. Menyambut hari-hari penuh rindu. Waktu itu serasa ingin diputar kembali. Mengulangnya dari awal agar perpisahan ini tak akan terjadi. Namun takdir tetaplah takdir. Kami tak bisa melawan takdir yang mengatakan bahwa kami memang harus berpisah.

Presentasi Kelompok Pendidikan
Pagi itu, benar saja kami semua kesiangan karena kelelahan dan dibangunkan oleh panitia. Bergegas untuk segera mandi dan sarapan lalu menuju auditorium untuk melaksanakan FGD terakhir. Ya, terakhir. Melanjutkan kelompok yang belum presentasi yaitu kelompok Kebudayaan, Wawasan Kebangsaan, dan Pendidikan. Mereka mengemukakan permasalahan mereka. Bahkan kelompok kebudayaan sudah memikirkan solusi atas permasalahannya, kegiatan bernama 'Lentera Budaya' yang berartikan mari lestarikan budaya. Selain itu kami mendengar keluhan dari teman kita yang berasal dari NTT tentang pendidikan yang ada di daerahnya. Miris sekali mendengar bahwa di usia Indonesia yang tak lagi muda masih saja ada yang kekurangan fasilitas pendidikan. Kurangnya jumlah buku dan infrastruktur pembangunan masih menghiasi atmosfer pendidikan di NTT. Setelah semua kelompok presentasi, kami berkumpul bersama delegasi masing-masing untuk memikirkan kegiatan tindak lanjut dan menuliskannya dalam selembar kertas berwarna cokelat. Kegiatan ini adalah solusi dari masalah-masalah yang telah dikemukakan tiap kelompok FGD dan akan kami laksanakan di daerah masing-masing sepulang dari Jakarta. Setiap delegasi wajib memilih minimal 3 tema social action. Delegasi Jawa Timur pun sepakat untuk memilih tema Lingkungan, Kebudayaan, dan Pendidikan. Mudah mengaplikasikan kegiatan sosialnya pikir kami. Semua ditulis dengan rinci mulai dari tema, masalah, tujuan, solusi, kegiatan, sampai deadline pun ditentukan. Agar kegiatan kami ini jelas dan tidak semata-mata hanya sebuah tulisan belaka. Namun hingga saat ini kami belum memulai kegiatan tindak lanjut kami, semoga saja bisa terealisasi secepatnya ya. Aaamiin. Semangat juga untuk delegasi lain, ayo jadi pelopor dan agen perubahan untuk Indonesia emas 2045 ^_^

Kami masih betah berada di auditorium padahal panitia memberitahukan bahwa jam 10.00 sudah harus kembali ke kamar untuk mempersiapkan cultural performance. Karena delegasi yang tampil pertama akan dimulai pukul 12.00. Aksi 'gila' menyanyikan lagu Merah Putih Gayaku kembali terjadi. Semua bersorak, tertawa, senang, gembira. Walau jauh di lubuk hatinya tersimpan sejuta kata, perasaan, atau mungkin makian kenapa harus berlalu secepat ini. Benarkah begitu kawan? :"

Siang itu seketika wisma menjadi sangat ramai. Semua sibuk mempersiapkan penampilannya. Pakaian adat daerah masing-masing, pernak-pernik, hingga make up. Semua ingin tampil sempurna di hari terakhir FOR 8. Karena kami akan memamerkan kesenian, kebudayaan khas provinsi kami. Selepas Dhuhur kami berbondong-bondong menuju Anjungan Kalimantan Selatan TMII, tempat dimana kami akan tampil. Lokasinya tidak jauh kok dari wisma kami, cukup berjalan kaki beberapa meter saja. Ya, kalian pasti tahu lah apa yang terjadi di perjalanan? Kami menjadi pusat perhatian pengunjung TMII. Ya iyalah, gimana nggak jadi pusat perhatian, orang kita pada pake baju adat rame-rame jalan pula menuju anjungan Kalsel. Hahaha lucu aja ngelihat ekspresi mereka.
Intinya penampilan kami ini, dari kami, dan untuk kami nikmati. Syukur-syukur kalau ada pengunjung yang tiba-tiba tertarik terus ikutan nonton. Tbh, aku lupa penampilan pertama siapa wkwk. Abisnya banyak banget, 25 provinsi yang tampil. Aku sendiri aja lupa Jatim urutan berapa, seingetku sekitar belasan -_-. Pas masih sore kami diajak joget hepi-hepi bareng delegasi Yogyakarta. Begitu selesai, tiba-tiba panitia memutar musik jingle FOR. Refleks kami langsung berkumpul di tengah, joget-lompat-semacam-dugem-hatcep. Damn, i miss that:"(

Adegan "Rek Ayo Rek"
Delegasi Jatim pun tampil malam hari, sekitar pukul 18.30. Jadi.. penampilan kami tuh ceritanya begini *wkwk kenapa tiba-tiba ngakak ya keinget pas latihan xD*
Suatu hari ada sepasang kakak beradik bernama Jum (yang diperankan oleh Fira) dan Joko (yang diperankan oleh Hammaz) yang tinggal di desa. Jum merasa bosan dan ingin pergi ke kota "Jum pengen ke kota mas, jalan-jalan macam artis gitu". Terus semua masuk, aku sama Iman nyanyi Rek Ayo Rek. Sisanya joget muter-muter. Begitu lagu habis, figuran (termasuk aku) balik ke backstage lagi. Dan tibalah Joko dan Jum di suatu hutan. Tiba-tiba ada sosok aneh muncul yaitu Bujang Ganong (Nizam nari Reog). Pas musik berhenti, mas Bujang Ganong pun menerangkan tentang kesenian khas daerahnya yaitu Reog Ponorogo. Joko dan Jum pun penasaran dan minta diajari nari Reog tersebut. Gerakannya "Maju.. maju.. mundur.. mundur.."
Ending
Pas bagian ini semua masuk lagi, ada musik lagu Maju Mundur Cantik. Kami joget endel-gajelas gitu wkwk. Waktu itu untung urat malu gue udah diputus sementara kalo nggak gitu gue joget sambil ngakak di panggung xD. Fix pas latihan bagian ini Aris yang paling kocak. Seperti ada jiwa endel yang terpendam dalam dirinya. Oke balik lagi, musik berhenti kami kembali masuk. Jum, Joko, dan Bujang Ganong melanjutkan perjalanan. Ketemu lagi sama orang asing yang awalnya dikira Jum itu adalah teman Bujang Ganong. Ternyata itu mbak Remo (Helena).
Dan sampailah di bagian ending, keempat pemeran tersebut membicarakan tentang kebudayaan Indonesia yang sangat beragam dan kita wajib melestarikannya. Pas mulai muncul backsound, aku, Iman, Betzy, dan Aris pun masuk ke panggung. Aku dan Iman nyanyi lagu Indonesia Pusaka. Betzy dan Aris baca puisi. Ahh gils pokoknya 3k. konyol, kocak, tapi keren. Apalagi pas si Helena nari, mantap dah.

Kak Mentari hibur FOR 8
Pembacaan Deklarasi oleh Edo
Sayangnya, setelah kami tampil hujan turun lebat. Aku tak mengerti mengapa bisa begini. Tapi delegasi yang belum tampil tetap semangat, dan kami pun tetap menyemangati mereka di balik hujan angin yang turun. Setelah semua delegasi tampil, kami mendapat selingan dari advisor ISYF. Tak cukup lama... hujan pun berhenti dan waktunya kami party!!! Namun sebelumnya ada pembacaan deklarasi pelajar Indonesia yang dibacakan oleh delegasi single, Yup Edo dari Kepulauan Riau. Baru waktunya Kak Mentari and the brothers ikut meramaikan suasana hari terakhir FOR 8. Kami diajak hepi-hepi, nyanyi, lompat-lompat, ugh seneng pokoknya. Jingle FOR, Merah Putih Gayaku, Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi. Cek disini https://www.youtube.com/watch?v=HBrgxXUh37U&feature=youtu.be dan https://www.youtube.com/watch?v=LQKcdnp9Y9E

Suasana depan panggung
Malam itu adalah malam dimana kami bisa lompat bebas nggak peduli pake kebaya, nggak peduli pake sandal selop, nggak peduli hiasan kepala yang berat banget, nggak peduli wajah mulai kusut. Kami semua happy, karena kami tak ingin menyesal jika telah berpisah nanti. Lagu terakhir Kak Mentari menyanyikan kembali jingle FOR dengan reff diulang 2 kali di akhir. Dan di saat itu aku mulai sedih lagi. Bahkan lebih sedih dari malam terakhir aku naik bus. Terasa ada yang sesak dalam dada, yang tak mampu kutahan terlalu lama. Begitu lagu berakhir, BOOM, tangisku pecah. Aku segera menghampiri Annfir dan Gijut yang juga mulai nangis. Tangisanku semakin deras ketika Gijut bilang kalau dia pulang malam itu. Tak bisakah tinggal lebih lama lagi?
Kami semua nangis sederas-derasnya dalam pelukan. Pelukan yang tak ingin dilepaskan. Sedih, sesal, semua berkecamuk menjadi satu. Kami memang baru bertemu 5 hari tapi serasa bertahun-tahun sehingga sulit sekali menerima kehilangan. Semua akan kembali seperti awal, dengan kesibukan masing-masing. Apalagi kebanyakan dari kami adalah murid kelas 12 yang tinggal di asrama. Kami pasti akan sibuk mempersiapkan ujian-ujian, tak akan ada lagi notif pecah 999+. Tak ada lagi gc malam hingga subuh. Kami akan sangat merindukan hal itu.

Selfie sama beberapa penghuni warpi
Kami harus menahan sisa tangis itu karena kami masih ada agenda inaugurasi di wisma. Tapi tetap saja tangisku tak henti-henti. Sambil berjalan menghindari kubangan air sisa hujan aku mencoba untuk menahan dan mengusap air mata. Ketika tiba di wisma aku segera menuju kamarku untuk mengganti pakaian karena sudah tak tahan dengan kebaya yang aku pakai malam itu. Tenyata teman-teman sekamarku sudah sampai duluan. Dan alhasil, pas aku buka pintu, aku nangis lagi. Bisa dibilang kami nggak cukup akrab tapi aku merindukan teman-teman sekamarku. Argh, pokoknya malem itu aku berasa cengeng banget tiap ketemu orang pasti nangis lagi. Di anjungan nggak ketemu Nanda, pas di wisma ketemu aku langsung meluk Nanda dan yaa nangis lagi T_T. Nanda berhasil menenangkanku dengan kata-kata lembutnya "Alin jangan nangis nanti Nda ikut sedih".

Pas malam inaugurasi mataku pun mulai bengkak, antara ngantuk dan kecapean nangis. Kakak panitia mengucapkan sepatah kata ucapan maaf apabila banyak salah, dan mengenalkan diri satu persatu lagi, Setelah itu kami menonton tayangan singkat kegiatan kami selama 5 hari kemarin. Damn, sambil nyandar Kakdith gue nangis lagi nonton videonya. Setelah itu panitia memberikan kami selembar kertas. Kami diminta menulis nama kami masing-masing di kertas itu. Setelah itu tulis sesuatu di kertas milik temannya entah itu bisa bikin ketawa, kangen, atau bisa juga ungkapin sesuatu. Ya, hal yang harus diselesaikan wkwk. Kami pun saling menulis pesan pada selembar kertas itu. Intinya yang bakal bikin kita inget dan kangen sama dia. Di saat yang bersamaan panitia pun membagikan sertifikat kepada kami, dan kami pun punya kegiatan sendiri yang sudah direncanakan sejak jauh hari yaitu tukar kado. Aku sendiri dapet kadonya Nanda uncchh :* Selepas tukar kado, seperti biasa kami melakukan aktivitas yang kami lakukan di auditorium apalagi kalau bukan ngedugem :v Berkat FOR aku jadi bisa ngedugem xD

Nggak cukup sampai disitu, beberapa diantara kami merencanakan untuk bermain werewolf. Aku nggak ikutan main karena nggak ngerti cara mainnya. Alhasil cuma jadi penonton saja. Pertama kami memilih main di lobby tapi kena usir petugas wisma, akhirnya pindah deh ke lantai 3. Ke depan kamarku. Malam itu kami bermain 2 ronde. Ronde pertama Abdi yang jadi werewolf dan gilak bikin greget. Wajah sok polosnya yang nyembunyiin identitasnya itu lohh bikin orang gregetan. Sampai-sampai Yudhi yang rame mulu dan Isna yang diem mulu dituduh jadi werewolf. Seru, greget tapi juga kocak. Pas ronde kedua aku udah balik ke kamar. Mulai packing hmm :" Nggak kerasa alarm hpku udah bunyi dan aku belum tidur. Ya beneran deh aku kesiangan jadi aku nggak tahu tragedi persisnya antara Annfir-iler-Yudhi yang sempat bikin rame di grup wkwk xD

Pagi itu.. wisma mulai sepi. Semua udah pada packing. Hanya tinggal menunggu jam berapa kami pulang. Bahkan aku tidak sempat bertemu Helena dan Fira yang sudah pulang duluan karena aku kesiangan. Aku pun segera mandi dan menyusul yang lain di bawah. Aku, Ayas, Anung, Annfir, Ditha, Betzy, Nanda, Abdi, Yasmin, dan Nidia berencana naik sepeda keliling TMII, menikmati jam-jam terakhir gitu :" Tapi malangnya nasibku, sendalku putus, rantai sepeda yang aku tumpangi bersama kak Ayas juga lepas. Awalnya sempat diperbaiki sama Nidia tapi setelah itu kami memilih untuk menukarkan sepedanya. Duh si ayang mah cantik-cantik baik pula rela tangannya kotor benerin rantai sepeda. Sempet ga tega njirr cewe secantik itu benerin rantai sepeda. Tapi ya apalah daya yang nggak bisa benerin wkwk xD. Setelah satu jam puas bersepeda kami kembali ke wisma, Sulsel pun pamit pulang T_T.
Fotbar sebelum pulang
Aku bergegas menuju kamar untuk menurunkan koper. Masih ada Yheny (Jabar) yang juga hendak menurunkan barang-barangnya. Tinggal diriku seorang yang masih di kamar sampai petugas wisma pun datang dan siap mengunci pintu kamarku. Aku menghela nafas panjang ketika menarik koper keluar kamar, "Selamat tinggal kamar 301. Terima kasih atas suhu dinginnya".

Pukul 12.00 aku dan Kakzy pun meninggalkan wisma. Setelah sempat bernangis ria lagi bareng anak Jabar, Dewo, Nanda, Yasmin. Aku nggak tahu kenapa setiap peluk Nanda pasti aku nangis :((. Dan semakin nangis pas lihat nangisnya Dewo yang emang bener-bener merasa kehilangan. Teman, terima kasih atas 5 harinya. Yang membuat aku tak bisa move on dan nangis 2 hari 2 malam kala itu bahkan sampai tiba di rumah setelah mengantarkan Kakzy ke stasiun T_T. Untuk siapapun yang baca ini dan ngerasa, terima kasih ya udah nenangin aku di malam inaugurasi, makasih buat semua yang udah hapus air mataku, terimakasih buat nasihatnya agar aku tak berlama-lama larut dalam kesedihan, dan terima kasih sudah membuatku lega karena telah 'menyelesaikan hal yang harus diselesaikan' :') Terima kasih pula atas segala tawa canda, aspirasi, dan ide hebat kalian. Perjalanan kita tak cukup sampai disini kawan, masih ada sosial project menunggu. Kita harus bisa membawa perubahan bagi daerah kita. Aku yakin kita semua pasti bisa. See you on top guys :"))

13 September 2016
Alinda Putri Dewanti (Delegasi Jawa Timur)

Jurnal Alin . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates