Jumat, 11 Desember 2015

Hola! Apa kabar? Baru sekarang dapat berjumpa karena sebulan ini aku terjebak. No no, bukan terjebak nostalgia, udah cukup aku sering dibuat baper nggak perlu dibuat nostalgia juga. Wkwk apalah apalah. Oke, aku terjebak ulangan, tugas, dan uas. Kemarin UAS selesai sih. Oke, nggak perlu banyak basa-basi lagi, kali ini aku mau ngebahas soal dongeng. Tumben tumbenan banget yak.

Semua pasti sudah nggak asing lagi sama yang namanya dongeng. Mengutip sedikit dari http://www.planetxperia.tk/2014/04/pengertian-dongeng-jenis-jenis-dongeng.html Dongeng merupakan warisan nenek moyang secara turun temurun yang mesti kita lestarikan. Meskipun kebenarannya masih dipertanyakan, namun dongeng termasuk karya sastra yang mampu membangun karakteristik anak sejak kecil untuk belajar berimajinasi. Nah, ini nih yang mau gue tekankan. *Hmm tekanan. hukum pascal, archimedes #efekkelamaanujian. Waktu kecil kalian pasti pernah kan didongengin sama mama,ibu,mami,umi, atau orang tua kalian pas sebelum tidur. Dongeng apa sih yang paling kalian suka dan masih inget sampe sekarang? Cinderella, Timun Mas, Si Kancil, Malin Kundang, Bawang Merah Bawang Putih, Si Buaya atau Anak Kecil Berjubah Merah? Semua dongeng pasti memiliki pesan moral tersendiri dan seperti kutipan diatas akan membuat anak belajar berimajinasi. 


Contoh aja deh, dongeng cinderella. Siapa sih yang nggak tahu dongeng cinderella? Isi ceritanya sampe hafal di luar kepala tentang gadis punya ibu tiri dan saudara tiri yang jahat bahkan bisa dibilang kejam. Untuk anak kecil usia 2-5 tahun menurut kalian baik nggak sih dongeng yang seperti ini? Oke, di sisi pesan moral ada. Yaitu untuk selalu bersikap baik pada semua orang. Tapi, di usia 2-5 tahun daya pikir dan imajinasi anak kecil lagi dalam masa perkembangan. Apa yang ada dibayangan anak kecil? Ibu tiri itu jahat! Nah, buktinya sampe besar,remaja, bahkan dewasa teringat kalo cinderella itu punya ibu tiri yang jahat. Ya, meskipun udah banyak yang bilang bahwa ibu tiri nggak selalu jahat. Tapi, ketahuilah pendidikan / pengetahuan yang diberikan sama orang tua pada anak kecil pertama kali bakal diinget terus sampe dewasa.

Aku pernah baca kiriman dari Wow Fakta, sepatu Cinderella awalnya terbuat dari bulu, bukan kaca. Cerita berubah tahun 1600-an oleh seorang penerjemah. Nah, bahan sepatu aja bisa berubah oleh sang penerjemah. Kenapa kok ceritanya nggak diubah juga. Biar nggak terkesan negatif gitu. Misal, cinderella punya ibu tiri dan saudara tiri yang baik, selalu diajak main, dimasakin masakan kesukaan, belajar bareng, dan ketawa bareng makanya si cinderella bahagia. Kan lebih enak didenger dan dicerna anak kecil. Contoh yang lain lagi, sekarang lagi marak-maraknya kasus korupsi kan di tanah air kita. Baru saja kudengar mama berceloteh, "Pas masih kecil dongengnya Si Kancil Mencuri Timun sih, Si Buaya pencuri. Makanya besarnya jadi begitu." 

Oke, gue tahu bahasan ini emang kagak ada pointnya. Pesenku sih sedikit aja, sekarang kan banyak tuh penulis-penulis cilik *ehemm apa kabar kamu Lin?* *Vacum sis*, yuk, kita bangun moral anak bangsa agar lebih baik kedepannya, menjadi anak Indonesia penerus bangsa yang jauh dari mencuri dan korupsi, yang selalu menjunjung tinggi nilai budaya bangsanya sendiri, dan selalu berperilaku yang mencerminkan bahwa kita anak Indonesia. Kalau kalian punya adik, coba deh rubah sedikit dongeng-dongeng tersebut agar lebih menarik dan tidak memberikan pesan negatif bagi yang mendengarkannya. Atau kalau kalian bisa, buat sendiri dongengnya. Hayuk, kita berjuang bersama-sama demi perubahan Indonesia di masa yang akan datang ^_^

Jurnal Alin . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates